batita.my.id Tahnik adalah tradisi dalam ajaran Islam di mana seorang bayi yang baru lahir diberi sejumput makanan manis yang dilembutkan, biasanya kurma, dan kemudian ditempelkan ke langit-langit mulut bayi. Tradisi ini dilakukan oleh keluarga atau tokoh agama dan memiliki nilai spiritual serta harapan agar bayi tumbuh sehat dan kuat. Namun, bagaimana pandangan kedokteran terhadap tahnik? Artikel ini akan membahas pengertian, manfaat tahnik dari sudut pandang medis, dan panduan pelaksanaannya secara aman.
Tahnik Menurut Kedokteran: Pengertian, Manfaat, dan Panduan Pelaksanaannya |
Apa Itu Tahnik?
Secara harfiah, tahnik berasal dari bahasa Arab yang berarti "menggosok" atau "menempelkan sesuatu pada langit-langit mulut." Dalam praktiknya, tahnik dilakukan dengan cara memasukkan sepotong kecil kurma atau makanan manis lainnya yang telah dilembutkan ke mulut bayi yang baru lahir, biasanya menggunakan jari. Tradisi ini sudah berlangsung sejak zaman Nabi Muhammad SAW, yang sering kali melakukan tahnik kepada bayi-bayi yang lahir di sekitarnya.
Asal Usul dan Landasan Tahnik
Menurut hadits, tahnik pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai doa dan harapan agar bayi mendapatkan kesehatan dan keberkahan. Selain itu, kurma dipilih karena dianggap sebagai makanan yang penuh berkah dalam tradisi Islam. Tradisi tahnik menjadi bagian dari sunah yang banyak diikuti oleh umat Muslim di seluruh dunia.
Pandangan Kedokteran tentang Tahnik
Meskipun tahnik berasal dari tradisi keagamaan, beberapa aspek dari tahnik ternyata memiliki dasar ilmiah yang relevan dengan kesehatan bayi. Beberapa penelitian dan pendapat medis mengungkapkan bahwa tahnik dapat memberikan beberapa manfaat bagi bayi yang baru lahir, jika dilakukan dengan cara yang tepat dan higienis.
1. Manfaat Pengenalan Rasa Manis
Kedokteran modern menunjukkan bahwa bayi memiliki sensitivitas tinggi terhadap rasa manis. Kurma yang digunakan dalam tahnik mengandung glukosa alami yang dapat merangsang reseptor rasa pada bayi. Ini dapat membantu menenangkan bayi yang baru lahir, terutama jika mereka mengalami stres atau kelelahan pasca persalinan.
2. Sumber Nutrisi Alami
Kurma mengandung gula alami, serat, dan nutrisi penting seperti kalium, magnesium, dan antioksidan. Meskipun hanya dalam jumlah kecil, tahnik dapat menjadi cara untuk memperkenalkan nutrisi alami pada bayi sejak dini. Gula alami dalam kurma dapat memberikan energi awal yang dibutuhkan bayi setelah proses kelahiran yang cukup melelahkan.
3. Mencegah Hipoglikemia Neonatal
Beberapa dokter menganggap tahnik bermanfaat untuk mencegah hipoglikemia neonatal (rendahnya kadar gula darah pada bayi yang baru lahir). Dengan pemberian sejumput kecil makanan manis seperti kurma, kadar gula darah bayi dapat stabil, terutama pada bayi yang memiliki risiko hipoglikemia.
4. Merangsang Refleks Mengisap Bayi
Tahnik juga dianggap membantu merangsang refleks mengisap pada bayi. Refleks ini penting untuk mendukung proses menyusui, karena mengisap merupakan cara utama bayi untuk mendapatkan nutrisi dari ASI. Dengan menggosokkan makanan manis pada langit-langit mulut, refleks mengisap bayi dapat lebih optimal.
Bagaimana Cara Melakukan Tahnik yang Aman Menurut Kedokteran?
Meskipun tahnik memiliki potensi manfaat, penting untuk melakukannya dengan cara yang higienis dan aman agar tidak membahayakan kesehatan bayi. Berikut adalah beberapa panduan pelaksanaan tahnik menurut standar kesehatan:
1. Memastikan Kebersihan Tangan
Sebelum melakukan tahnik, pastikan tangan yang akan digunakan sudah dicuci dengan sabun dan air bersih. Ini untuk mencegah risiko infeksi atau kontaminasi bakteri yang dapat membahayakan bayi.
2. Memilih Bahan yang Tepat
Kurma adalah bahan yang paling umum digunakan, tetapi bisa juga menggunakan bahan manis lain yang alami dan aman. Pastikan kurma yang dipilih dalam kondisi baik dan segar, lalu lembutkan dengan cara dihaluskan agar tidak ada bagian yang keras.
3. Ukuran Makanan yang Kecil
Tahnik sebaiknya menggunakan sejumput kecil makanan yang sudah dilembutkan. Jangan memberikan makanan dalam ukuran besar atau padat yang dapat membuat bayi tersedak. Penggunaan sejumput kecil kurma cukup untuk memenuhi tujuan tahnik.
4. Pilih Waktu yang Tepat
Waktu terbaik untuk melakukan tahnik adalah segera setelah bayi lahir, tetapi pastikan bayi dalam kondisi tenang dan tidak sedang menangis keras. Pilih momen yang nyaman bagi bayi agar tahnik dapat dilakukan dengan baik.
Risiko dan Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Tahnik
Meskipun tahnik memiliki beberapa manfaat, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan. Kedokteran menekankan pentingnya kehati-hatian saat melakukan tahnik, terutama bagi bayi yang sangat rentan terhadap infeksi dan komplikasi lainnya. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diwaspadai:
1. Risiko Tersedak
Pastikan bahwa bahan yang digunakan sangat lembut dan tidak mengandung bagian yang dapat membuat bayi tersedak. Tersedak adalah salah satu risiko utama jika makanan yang diberikan tidak dalam tekstur yang aman untuk bayi.
2. Infeksi Bakteri
Kebersihan adalah hal yang sangat penting saat melakukan tahnik. Jika tidak dilakukan dengan higienis, tahnik dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri pada bayi yang sistem imunnya masih belum sepenuhnya berkembang.
3. Alergi Makanan
Meskipun jarang, beberapa bayi dapat mengalami reaksi alergi terhadap makanan tertentu. Oleh karena itu, jika ada riwayat alergi keluarga terhadap bahan makanan tertentu, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan tahnik.
Tahnik dan ASI: Kombinasi yang Ideal
Menurut kedokteran, ASI (Air Susu Ibu) tetap menjadi sumber nutrisi terbaik bagi bayi baru lahir. Tahnik tidak dimaksudkan sebagai pengganti ASI, melainkan sebagai pelengkap yang dilakukan sekali saja segera setelah bayi lahir. ASI mengandung kolostrum yang sangat penting untuk sistem imun bayi, sementara tahnik dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman pada bayi akibat transisi kelahiran.
Tahnik Menurut Kedokteran: Pengertian, Manfaat, dan Panduan Pelaksanaannya |
Perpaduan Tradisi dan Medis
Tahnik adalah tradisi Islam yang memiliki makna spiritual mendalam. Dari sudut pandang kedokteran, tahnik juga memiliki potensi manfaat untuk kesehatan bayi, seperti memberikan sumber energi awal, merangsang refleks mengisap, dan membantu stabilitas gula darah. Namun, pelaksanaannya harus dilakukan dengan cara yang aman dan higienis, mengingat bayi yang baru lahir sangat rentan terhadap infeksi dan komplikasi.
Dengan pemahaman yang baik tentang tahnik menurut kedokteran, orang tua dapat menggabungkan tradisi dan pengetahuan medis untuk memberikan yang terbaik bagi kesehatan dan perkembangan bayi mereka.