Selamatan Bayi Menurut Islam

   batita.my.id Selamatan bayi merupakan tradisi yang telah dilakukan oleh masyarakat Muslim di berbagai belahan dunia. Dalam konteks Islam, selamatan bayi bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga sarana untuk mendoakan dan merayakan kelahiran anggota baru dalam keluarga. Artikel ini akan membahas berbagai aspek selamatan bayi menurut pandangan Islam, termasuk makna, tata cara, dan hikmah di baliknya.

Selamatan Bayi Menurut Islam

Makna Selamatan Bayi

Selamatan bayi memiliki makna mendalam dalam budaya Islam. Istilah "selamatan" diambil dari kata "selamat," yang berarti bebas dari bahaya atau kesulitan. Dalam konteks kelahiran, selamatan bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran bayi dan memohon perlindungan bagi si bayi dari segala bahaya. Hal ini mencerminkan keyakinan bahwa setiap kehidupan yang lahir merupakan anugerah dari Allah.

Dasar Hukum Selamatan Bayi

Dalam Islam, tidak ada ketentuan yang baku mengenai pelaksanaan selamatan bayi. Namun, banyak ulama dan masyarakat sepakat bahwa selamatan bayi adalah sunnah yang dianjurkan. Kegiatan ini sering dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi, yang dikenal dengan istilah "aqiqah." Aqiqah sendiri merupakan sunnah Nabi Muhammad SAW, yang dianjurkan untuk dilakukan sebagai bentuk syukur atas kelahiran anak.

Tata Cara Pelaksanaan Selamatan Bayi

Pelaksanaan selamatan bayi dapat bervariasi tergantung pada budaya dan tradisi setempat. Namun, beberapa tata cara umum yang sering dilakukan dalam selamatan bayi antara lain:

  1. Penyembelihan Hewan Aqiqah
    Pada hari ketujuh setelah kelahiran, orang tua disunahkan untuk menyembelih hewan sebagai bentuk syukur. Jumlah hewan yang disembelih biasanya dua ekor untuk bayi laki-laki dan satu ekor untuk bayi perempuan. Daging dari hewan yang disembelih kemudian dibagikan kepada tetangga, keluarga, dan orang-orang yang membutuhkan.

  2. Memberikan Nama Bayi
    Pada saat selamatan, orang tua juga biasanya memberikan nama kepada bayi. Pemilihan nama dalam Islam memiliki makna penting, karena nama adalah identitas yang akan dibawa sepanjang hidupnya. Nama yang baik akan memberikan pengaruh positif bagi perkembangan karakter si anak.

  3. Doa dan Dzikir
    Sebelum atau setelah pelaksanaan selamatan, doa dan dzikir sering dilakukan untuk memohon keselamatan, kesehatan, dan keberkahan bagi bayi. Ini merupakan momen penting untuk mengingatkan semua yang hadir akan kuasa Allah dan pentingnya bersyukur atas nikmat yang diberikan.

  4. Penyajian Makanan
    Dalam tradisi selamatan, penyajian makanan menjadi bagian penting. Makanan yang disajikan biasanya berupa hidangan khas daerah masing-masing. Makanan ini diharapkan dapat mempererat hubungan sosial antar tetangga dan keluarga.

Hikmah Selamatan Bayi

Selamatan bayi memiliki banyak hikmah, baik bagi bayi itu sendiri maupun bagi keluarga dan masyarakat. Beberapa hikmah tersebut antara lain:

  1. Mendapatkan Berkah dan Perlindungan
    Dengan melaksanakan selamatan, orang tua berharap bayi mereka mendapatkan berkah dari Allah dan terlindungi dari segala mara bahaya. Ini juga mencerminkan harapan orang tua akan kehidupan yang baik bagi anaknya.

  2. Mempererat Tali Silaturahmi
    Selamatan bayi merupakan momen berkumpulnya keluarga, teman, dan tetangga. Kegiatan ini dapat mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan rasa kebersamaan di dalam masyarakat.

  3. Mengajarkan Nilai-nilai Islam
    Melalui pelaksanaan selamatan, orang tua dapat mengajarkan nilai-nilai Islam kepada anak-anak dan anggota keluarga yang hadir. Ini menjadi kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai agama sejak dini.

  4. Sebagai Wujud Rasa Syukur
    Selamatan adalah bentuk ungkapan rasa syukur orang tua kepada Allah atas kelahiran bayi. Ini merupakan momen untuk merenungkan betapa berharganya anugerah kehidupan yang diberikan oleh Allah.

Tradisi Selamatan Bayi di Berbagai Daerah

Di Indonesia, pelaksanaan selamatan bayi dapat bervariasi di setiap daerah. Misalnya, di Jawa, tradisi selamatan sering disebut "selamatan tujuh bulanan" atau "tasyakuran," yang dilakukan pada saat kehamilan memasuki tujuh bulan, dan dilanjutkan dengan aqiqah setelah kelahiran. Di Bali, ada tradisi "ngembak geni," yaitu menyalakan api sebagai simbol harapan dan perlindungan.

Setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam merayakan kelahiran bayi, namun inti dari setiap tradisi tersebut tetap sama, yaitu ungkapan syukur kepada Tuhan dan harapan akan keselamatan serta keberkahan bagi si bayi.

Selamatan Bayi Menurut Islam

Selamatan bayi menurut Islam merupakan tradisi yang sarat dengan makna dan hikmah. Momen ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga sebagai ungkapan syukur dan permohonan keselamatan untuk bayi yang baru lahir. Dengan melaksanakan selamatan, orang tua berharap dapat mendidik anak-anak mereka dengan nilai-nilai Islam dan mempererat hubungan dengan keluarga serta masyarakat.

Melalui kegiatan ini, diharapkan setiap keluarga dapat merasakan kebahagiaan dan berkah dari kelahiran bayi, serta membangun komunitas yang lebih harmonis. Semoga setiap bayi yang lahir dapat tumbuh dengan sehat, bahagia, dan menjadi kebanggaan bagi orang tua serta masyarakat.

Posting Komentar untuk "Selamatan Bayi Menurut Islam"